Pengaruh Bunuh Diri dalam Perkawinan
Daftar Isi:
- Video of the Day
- Ketegangan dalam Hubungan
- Bahkan dalam situasi di mana kelahiran mati bukanlah faktor, mempertahankan pernikahan bisa menjadi sulit. Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics, pasangan yang memiliki kelahiran mati dan keguguran memiliki risiko lebih besar untuk hubungan mereka yang berakhir dari pasangan yang bayinya terbawa penuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasangan yang memiliki bayi yang lahir mati mengakhiri hubungan mereka sampai sembilan tahun setelah kerugian tersebut terjadi. Sementara memiliki bayi yang lahir mati tidak menjamin bahwa pernikahan akan berakhir, pengalaman tersebut tampaknya meningkatkan keseluruhan risiko perceraian atau perpisahan.
- Tumbuh Lebih Dekat Bersama
Mendengar bahwa bayinya telah meninggal di rahim bisa menjadi berita yang memilukan bagi orang tua. Setelah mengenang kematian bayi mereka dengan upacara pemakaman, kremasi atau upacara lainnya, banyak pasangan suami istri merasakan efek dari kehilangan tersebut dengan cara yang berbeda - beberapa tahun setelah kelahiran mati terjadi - karena mereka mengatasi kesedihan mereka secara terpisah dan bersama-sama.
Video of the Day
Ketegangan dalam Hubungan
Risiko PemisahanBahkan dalam situasi di mana kelahiran mati bukanlah faktor, mempertahankan pernikahan bisa menjadi sulit. Menurut sebuah studi yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics, pasangan yang memiliki kelahiran mati dan keguguran memiliki risiko lebih besar untuk hubungan mereka yang berakhir dari pasangan yang bayinya terbawa penuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasangan yang memiliki bayi yang lahir mati mengakhiri hubungan mereka sampai sembilan tahun setelah kerugian tersebut terjadi. Sementara memiliki bayi yang lahir mati tidak menjamin bahwa pernikahan akan berakhir, pengalaman tersebut tampaknya meningkatkan keseluruhan risiko perceraian atau perpisahan.
Menurut Jaringan Teman yang Welas Asih, suami dan istri mungkin bereaksi berbeda terhadap keintiman setelah kelahiran mati telah terjadi. Salah satu pasangan mungkin merasakan keinginan yang meningkat untuk kedekatan dan mencari keintiman sebagai jaminan bahwa hubungan akan berlanjut dengan normal. Pasangan lainnya mungkin ditarik dan menghindari keintiman, memandangnya tidak pantas mengingat kematian bayi. Kedua reaksi ini normal, dan pasangan yang memiliki masalah dengan keintiman setelah kelahiran mati biasanya dapat membangun kembali hubungan mereka dengan waktu dan kesabaran satu sama lain.
Tumbuh Lebih Dekat Bersama
Menurut Lisa Athan, Spesialis Pemulihan Duka yang memfasilitasi lokakarya dan program pelatihan tentang kesedihan dan kehilangan, wajar bila orang tua mengalami masa kesedihan setelah kehilangan bayi. Terkadang teman dan keluarga, yang mungkin tidak mengerti perasaan orang tua yang dalam, tidak mampu memberikan dukungan kepada orang tua yang sedang berduka. Hilangnya dukungan sosial seringkali membuat pasangan saling berpaling untuk mendapat dukungan. Kesedihan bersama ini membuat banyak pasangan saling berdekatan seiring saling mendukung dalam proses penyembuhannya.