Gejala antidepresan Overdosis
Daftar Isi:
Antidepresan, yang paling umum adalah antidepresan siklik, adalah penyebab kematian kedua akibat overdosis obat terlarang di Amerika Serikat, menurut informasi yang dipublikasikan di Prehospital Care Journal of Emergency Medicine. Antidepresan siklik diserap melalui usus dengan cepat dan memiliki waktu paruh (saat mereka tetap aktif dalam tubuh) lebih dari 24 jam, itulah sebabnya mereka sering menyebabkan overdosis. Gejala paling serius dari overdosis antidepresan mempengaruhi sistem saraf pusat dan jantung.
Ketidakstabilan kardiovaskular
Selain mempengaruhi kadar serotonin dan norepinephrine, antidepresan siklik juga mempengaruhi fungsi saluran natrium dalam sistem kardiovaskular. Kemampuan sodium untuk masuk dan keluar dari sel memainkan peran sentral dalam menstimulasi jantung berkontraksi secara tepat. Mengganggu aksi sodium bisa mengakibatkan aritmia jantung (detak jantung tidak teratur) atau bahkan menghalangi kemampuan ventrikel di jantung berkontraksi. Gangguan ini pada bagaimana jantung berdetak paling sering menghasilkan hipotensi, atau tekanan darah rendah. Hipotensi disertai aritmia menyebabkan ketidakstabilan jantung dan, menurut Prehospital Care Journal of Emergency Medicine, ini adalah penyebab utama kematian pada overdosis antidepresan.Efek antikolinergik
Antidepresan siklik bersifat antikolinergik, yang berarti menghambat efek asetilkolin. Acetylcholine adalah neurotransmiter di otak yang bertanggung jawab untuk merangsang otot, terutama otot-otot sistem gastrointestinal. Dalam situasi overdosis, efek antikolinergik ini dapat menyebabkan mulut kering, penglihatan buram, retensi urin, gerakan usus yang tidak aktif, demam dan otot tak disengaja.