3 Cara yang dapat terkena HIV

Daftar Isi:

Anonim

Virus human immunodeficiency (HIV) adalah penyakit kronis menular yang menyebabkan penghancuran progresif sel kekebalan tubuh di dalam tubuh Anda. Karena penyakit ini berkembang menjadi bentuknya yang lebih parah (acquired immune deficiency syndrome, AIDS), Anda dapat mengalami gejala kelelahan, mual, muntah, diare, keringat malam atau sindrom wasting. Ada tiga cara utama untuk mendapatkan HIV: kontak seksual, penggunaan narkoba suntikan atau transmisi vertikal.

Video of the Day

Kontak Seksual

Jika Anda terlibat dalam aktivitas seksual tertentu dengan orang yang mengidap HIV, Anda berisiko terkena virus ini. HIV ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, cairan vagina, cairan pra-mani dan semen. Saat berpartisipasi dalam hubungan seksual oral, vagina atau anal, selaput lendir pelindung di dalam wilayah tubuh ini bisa menjadi rusak. Air mata kecil di dalam jaringan vagina, anus atau mulut yang disebabkan saat melakukan hubungan seksual dengan orang yang memiliki HIV dapat membiarkan infeksi ini memasuki aliran darah Anda. Penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore dan klamidia, dapat menyebabkan jaringan yang melapisi penis atau vagina, mulut atau rektum menjadi lebih rentan terhadap infeksi karena adanya lesi atau luka kulit akibat STD. Jika Anda mengalami PMS dan terlibat dalam hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV, infeksi dapat ditularkan melalui lesi kulit ke aliran darah Anda.

Penggunaan Obat Injeksi

Infeksi HIV dapat ditularkan melalui cairan darah bersama. Saat Anda menyuntikkan zat obat ke tubuh Anda, jarum mempertahankan sejumlah kecil cairan darah. Jika Anda menggunakan jarum suntik bekas dengan seseorang yang memiliki HIV, Anda dapat terinfeksi oleh virus ini. Perlengkapan terkait obat lain, termasuk kompor, tutup botol, sendok, katun atau filter juga dapat terkontaminasi jika terpapar darah orang dengan HIV. Berbagi barang yang terkontaminasi ini juga dapat menyebabkan Anda terinfeksi HIV, memperingatkan profesional kesehatan di AIDS, sebuah situs web yang dikelola oleh Departemen Kesehatan dan Layanan U. S..

Transmisi Vertikal

Infeksi HIV yang ditularkan dari seorang ibu ke anaknya disebut transmisi vertikal. Seorang ibu yang terinfeksi virus ini saat hamil dapat menularkan HIV ke bayinya selama kehamilan, persalinan atau persalinan, jelas AVERT, sebuah situs amal amal internasional. Seorang ibu yang tertular HIV setelah melahirkan masih bisa menularkan infeksi ini ke anaknya melalui ASInya saat menyusui.