Bagaimana Mengatasi Anak yang Mengiritasi dan Mengiritasi Anak

Daftar Isi:

Anonim

Anak-anak yang hipersensitif resisten terhadap perubahan dan cenderung melakukan perilaku yang menyebalkan seperti menggigit kuku, memetik hidung, membenturkan kepala dan menggiling gigi akibat stres. Orangtua bisa mengatasi anak-anak yang hipersensitif dan menjengkelkan dengan bersikap peka terhadap penyebab kesusahan mereka dan menggunakan sejumlah teknik.

Video Hari

Langkah 1

Mengabaikan kebiasaan menjengkelkan seperti merengek, mengisap jempol dan menahan nafas; mereka akan sering berhenti jika orang tua tidak memperkuat tingkah lakunya. Alih-alih berteriak atau memberi ceramah, mengabaikan kebiasaan negatif dan perilaku menjengkelkan akan berhenti. Anak-anak yang hipersensitif sangat waspada terhadap isyarat lingkungan dan akan sangat cepat menentukan metode penanganan mana yang efektif dan mana yang tidak efektif.

Langkah 2

Tangkap anak-anak Anda berperilaku dengan cara yang produktif dan positif dan memuji dan meyakinkan mereka. Senyum, mengenali dan menghargai perilaku positif membantu anak yang hipersensitif dan menjengkelkan mengembangkan keterampilan mengatasi yang lebih positif. Anak yang hipersensitif akan, dari waktu ke waktu, menggantikan perilaku yang menjengkelkan untuk kebiasaan yang lebih positif.

Langkah 3

Biarkan anak-anak yang melakukan perilaku menjengkelkan seperti memetik hidung atau menggigit kuku tahu bahwa kebiasaan ini cenderung menyebarkan kuman kepada diri mereka sendiri dan orang lain. Tunggu beberapa saat ketika anak Anda yang hipersensitif mengeluh tentang ditolak oleh teman sebaya, misalnya, untuk berbagi wawasan tentang beberapa perilaku spesifik yang berkontribusi terhadap penolakannya.

Langkah 4

Tawarkan anak yang memungut hidungnya tisu. Berikan penjaga mulut untuk meminimalkan efek penggilingan gigi. Ajarkan teknik relaksasi. Menurut psikolog Georgia Witkin, Ph.D., sangat membantu mengajari anak Anda untuk fokus pada pernapasan atau berjalannya sebagai sarana untuk menenangkan diri. Jika perilaku tetap bertahan lama atau berbahaya atau berbahaya bagi anak atau orang lain, mintalah anak Anda menemui terapis untuk melakukan intervensi yang lebih intensif.