Gejala fisik Stres pada Mahasiswa

Daftar Isi:

Anonim

Perguruan tinggi dipenuhi dengan janji dan kegembiraan, tapi juga bisa membuat stres. Banyak mahasiswa dengan mudah mengekspresikan stres dan belajar mengatasinya. (Referensi 1) Terkadang, gejala fisik bisa timbul akibat stres. Bila siswa bahkan tidak menyadari bahwa mereka mengalami stres, gejala fisiknya bisa lebih sulit diuraikan. Mahasiswa menemukan berbagai tekanan, termasuk akademisi, kerinduan, harapan orang tua, hubungan sosial, berkencan, seks, ketidakpastian tentang masa depan, citra diri dan keuangan.

Video of the Day

Efek Kesehatan Stres

Stres dapat bermanifestasi dengan perubahan sensorik di manapun di tubuh. Gejala bisa meliputi apa saja dari sakit dan nyeri hingga mati rasa, kesemutan dan kelemahan. (Referensi 2) Mahasiswa mungkin lebih rentan terhadap infeksi selama masa stres. Mereka dapat mengembangkan masalah kulit seperti ruam, perubahan warna kulit, benjolan, jerawat dan gatal. Salah satu gejala stres fisik yang parah namun kurang umum adalah rambut rontok, sementara penyimpangan menstruasi akibat stres sering terjadi pada mahasiswa.

Stres pada mahasiswa dapat menghasilkan berbagai gejala pencernaan. Jenis yang berbeda meliputi ketidaknyamanan perut, sakit perut, diare, konstipasi, mulas, mual atau muntah. Menurut sebuah artikel di edisi November 2011 di jurnal 'BMC Nursing', kebanyakan mahasiswa yang mengalami gejala pencernaan sebagai manifestasi stres menunjukkan kombinasi pola dan gejala yang tidak teratur dan tidak konsisten. (Referensi 6)

Manajemen Berat

Stres pada mahasiswa dapat menyebabkan obesitas atau penurunan berat badan dengan atau tanpa masalah pencernaan. (Referensi 6, 9) Selain itu, gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia dapat berkembang sebagai konsekuensi stres pada mahasiswa. Penurunan berat badan yang parah, disertai perubahan menstruasi dan malnutrisi biasanya terjadi. Muntah yang menyertai bulimia dapat menyebabkan kerusakan esofagus, yang bisa menghasilkan darah saat muntah atau sakit dada. Ketidakseimbangan elektrolit akibat gangguan makan bisa menyebabkan berbagai gejala fisik, termasuk pusing, gagal ginjal, kejang dan kehilangan kesadaran.

Masalah Tidur

Siswa perguruan tinggi mungkin mengalami masalah tidur sebagai gejala stres. Hal ini bisa bermanifestasi sebagai masalah tertidur, sulit tidur, tidur nyenyak, tidur nyenyak, mimpi buruk dan kelelahan siang hari. (Referensi 7) Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam terbitan Jurnal Januari 2011, mimpi buruk secara khusus dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko pemikiran bunuh diri, dan oleh karena itu harus memicu pengaturan untuk dukungan dan konseling stres.