Penyebab Kelebihan Mucus
Daftar Isi:
Mucous adalah salah satu pertahanan alami tubuh terhadap penyakit dan infeksi. Lendir, yang mungkin mengalir dari hidung dan bagian belakang tenggorokan, melayani banyak tujuan, seperti melumasi dan menghalangi iritasi dari sinus dan saluran udara. Produksi mukosa yang berlebihan terjadi karena berbagai alasan. Beberapa yang paling umum termasuk alergi, sinusitis dan penyakit pernafasan lainnya. Ada obat yang bisa mengurangi produksi mukosa dan membantu mengencerkan sekresi.
Video of the Day
Alergi
Susu susu, menghirup serbuk sari atau paparan bulu binatang peliharaan adalah penyebab alergen potensial yang dapat memicu produksi lendir berlebih. Setiap jenis alergi, entah itu makanan atau agen udara, bisa memicu sistem kekebalan tubuh merespons dengan cara tertentu. Mayo Clinic menjelaskan bahwa bagian dari respon imun ini adalah untuk menghasilkan lendir, sebagai cara untuk mengeluarkan alergen dari tubuh. Bersin, batuk dan hidung yang sedang berjalan hanyalah beberapa tanda kelebihan cairan lendir yang dihasilkan karena alergi. Tenggorokan mungkin terasa sakit akibat drainase mukosa dan batuk. Post-nasal drip, drainase lendir di bagian belakang tenggorokan, bisa menyebabkan bau mulut dan seringnya mendesak untuk membersihkan tenggorokan. Pengobatan alergi seringkali terdiri dari obat antihistamin dan pencegahan terpapar alergen. Antihistamin menghalangi respons kimiawi tubuh terhadap alergen. Tubuh memproduksi histamin untuk memicu respon imun untuk melawan alergen.
Cystic Fibrosis
Salah satu penyebab lendir yang kronis, lebih serius, adalah penyakit warisan yang disebut fibrosis kistik. National Institutes of Health menggambarkan penyakit ini sebagai penyakit yang menyebabkan lendir tebal dan lengket terbentuk di paru-paru dan saluran pencernaan.Hal ini sering berujung pada kematian dini. Koleksi lendir yang berlebihan dapat menyebabkan infeksi paru-paru yang mengancam jiwa dan masalah pencernaan yang serius. Pengobatan fibrosis kistik bersifat komprehensif dan biasanya mencakup penanganan infeksi atau komplikasi lain yang mengelilingi penyakit. Tidak ada obat yang diketahui, namun pasien bisa mengatur gejala untuk meningkatkan kualitas hidup.