Apakah Olahraga Sekolah Mempunyai Dampak Positif pada Kenakalan Remaja?
Daftar Isi:
- Video of the Day
- Persiapan Kenakalan
- Dalam Journal of Sports and Social Issues, sebuah artikel tahun 1982 yang menggunakan olah raga sebagai pencegah kenakalan pernah dianggap sebagai "obat mujarab untuk kenakalan remaja. "Diperkirakan bahwa olahraga sekolah dan aktivitas rekreasi yang diatur membangun karakter, memungkinkan jalan keluar untuk melakukan agresi, menyediakan lingkungan yang terstruktur dan merupakan contoh positif perilaku yang dapat diterima secara sosial. Namun, penelitian berbasis bukti menunjukkan bahwa kenakalan remaja masih meningkat.
- Banyak olahraga sekolah menyediakan arena untuk kekerasan yang dapat diterima, seperti sepak bola, hoki, bola basket dan sepak bola. Olahraga juga bisa mengabadikan "jock identity", dimana keren menjadi pemain paling kasar di tim. Studi, seperti yang ada dalam Journal of Youth and Adolescence, menyarankan ini adalah faktor risiko untuk kekerasan dibawa ke jalanan. Bahkan jika anak Anda terlibat dalam olahraga sekolah, jika dia tidak menyukai sekolah, dia cenderung terlibat dalam kegiatan nakal atau perilaku berisiko. Faktor risiko lain untuk perilaku nakal terlalu banyak partisipasi dalam olahraga sekolah. Terlalu banyak keterlibatan dengan olahraga berarti lebih sedikit waktu bersama keluarga.
- Penelitian menunjukkan bahwa penghalang terbaik terhadap tingkah laku nakal dan prednisin adalah keseimbangan dalam kehidupan anak Anda.Jumlah waktu keluarga dan waktu gereja yang sama, bersamaan dengan kegiatan sekolah, dapat membantu mengurangi perilaku sembrono. Jika kenakalan adalah masalah utama, pelajarilah anak Anda dalam jenis kegiatan yang kurang konvensional, seperti program edukasi luar untuk remaja bermasalah. Kegiatan ini dapat membantu mendorongnya untuk menyesuaikan diri dengan identitasnya dan membentuk strategi penanggulangan yang lebih baik.
Salah satu mimpi buruk orang tua adalah untuk mengetahui bahwa anak Anda terlibat dalam tingkah laku nakal. Di Amerika Serikat, tingkat kenakalan remaja adalah salah satu yang tertinggi di dunia industri, menurut sebuah publikasi tahun 2004 oleh Kantor Juvenile Justice and Delinquency Prevention. Secara historis, olahraga sekolah dan olahraga dianggap memberi anak-anak risiko perilaku menyimpang sebagai jalan keluar untuk agresi mereka, demikianlah sebuah artikel tahun 2007 di Journal of Youth and Adolescence. Namun, sebuah penelitian tahun 2008 di Science Daily menunjukkan bahwa penelitian baru mungkin membuktikan bahwa teori ini tidak akurat.
Video of the Day
Persiapan Kenakalan
OJJDP telah menetapkan tiga jalur berbeda yang dapat diikuti anak ke kenakalan remaja. Jalan pertama dimulai sebelum usia 12 tahun dan dimulai dengan keras kepala saat diminta untuk mematuhi otoritas. Perilaku ini berangsur-angsur meningkat menjadi menantang, seperti menolak masuk sekolah. Jalur kedua dimulai sebelum usia 15 tahun dan dimulai dengan tindakan kelakuan buruk, seperti menulis di properti orang lain. Ini berkembang menjadi kerusakan properti, seperti jendela yang pecah, dan akhirnya meningkat menjadi tindakan kenakalan yang lebih parah. Jalur ketiga, yang tidak memiliki batasan usia, dimulai dengan anak Anda menunjukkan tindakan agresi kecil, yang berangsur-angsur berkembang menjadi pertempuran dan kekerasan.
Dalam Journal of Sports and Social Issues, sebuah artikel tahun 1982 yang menggunakan olah raga sebagai pencegah kenakalan pernah dianggap sebagai "obat mujarab untuk kenakalan remaja. "Diperkirakan bahwa olahraga sekolah dan aktivitas rekreasi yang diatur membangun karakter, memungkinkan jalan keluar untuk melakukan agresi, menyediakan lingkungan yang terstruktur dan merupakan contoh positif perilaku yang dapat diterima secara sosial. Namun, penelitian berbasis bukti menunjukkan bahwa kenakalan remaja masih meningkat.
Faktor BerkontribusiBanyak olahraga sekolah menyediakan arena untuk kekerasan yang dapat diterima, seperti sepak bola, hoki, bola basket dan sepak bola. Olahraga juga bisa mengabadikan "jock identity", dimana keren menjadi pemain paling kasar di tim. Studi, seperti yang ada dalam Journal of Youth and Adolescence, menyarankan ini adalah faktor risiko untuk kekerasan dibawa ke jalanan. Bahkan jika anak Anda terlibat dalam olahraga sekolah, jika dia tidak menyukai sekolah, dia cenderung terlibat dalam kegiatan nakal atau perilaku berisiko. Faktor risiko lain untuk perilaku nakal terlalu banyak partisipasi dalam olahraga sekolah. Terlalu banyak keterlibatan dengan olahraga berarti lebih sedikit waktu bersama keluarga.
Aktivitas Alternatif