Efek psikologis dari Media Kekerasan pada Anak
Daftar Isi:
- Percobaan di Pennsylvania State University memiliki 100 anak usia pembibitan yang menonton salah satu dari tiga program: kartun "Batman and Superman", "Mr . Rogers 'Neighborhood "atau program netral, tidak berisi pesan positif atau negatif. Anak-anak yang menunjukkan kartun agresif tersebut kemudian menjadi lebih aktif secara fisik, memecahkan mainan, bertengkar dan bermain kasar. Sebaliknya, anak-anak di kelompok Mr. Rogers lebih cenderung membantu guru dan bermain lebih kooperatif. Dengan kata lain, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kartun kekerasan telah meningkatkan perilaku destruktif anak-anak.
- Densensitisasi
Kebanyakan anak-anak menyaksikan beberapa bentuk kekerasan media hampir setiap hari, baik dalam berita, dalam sebuah kartun, di Internet, di acara TV atau di film. Paparan ini, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dapat mengakibatkan efek psikologis negatif, termasuk meningkatnya perilaku agresif dan tingkat kegembiraan yang berkurang terhadap tindak kekerasan. Meski penelitian menunjukkan efek negatif ini kecil, namun signifikan.
Percobaan di Pennsylvania State University memiliki 100 anak usia pembibitan yang menonton salah satu dari tiga program: kartun "Batman and Superman", "Mr. Rogers 'Neighborhood "atau program netral, tidak berisi pesan positif atau negatif. Anak-anak yang menunjukkan kartun agresif tersebut kemudian menjadi lebih aktif secara fisik, memecahkan mainan, bertengkar dan bermain kasar. Sebaliknya, anak-anak di kelompok Mr. Rogers lebih cenderung membantu guru dan bermain lebih kooperatif. Dengan kata lain, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kartun kekerasan telah meningkatkan perilaku destruktif anak-anak.
Imitasi Tindakan Kekerasan
Pembelajaran observasional adalah proses dimana anak belajar meniru perilaku orang lain dalam kehidupan nyata atau di layar. Misalnya, seorang anak mungkin meniru gerakan gulat jika dia merasa akan menarik perhatiannya. Meskipun sebagian besar program kekerasan datang dengan sebuah peringatan yang mendesak pemirsa untuk tidak "mencoba ini di rumah," beberapa anak masih mengulangi aktivitas kekerasan yang mereka amati di televisi, terutama jika, seperti di sebagian besar film, aktivitas kekerasan dihargai atau tidak diikuti oleh Konsekuensi negatif.Mean-World Mentalitas
Sebuah laporan dari University of Pittsburgh Mass Media Violence menemukan bahwa drama polisi, kartun kekerasan dan program lainnya yang mengandung aktivitas kekerasan mempengaruhi anak-anak untuk memahami dunia sebagai lebih berbahaya dan tidak aman.Bahkan, pemirsa yang sering melakukan program kekerasan lebih cenderung melebih-lebihkan risiko berjalan di luar pada malam hari dan kemungkinan menjadi korban kejahatan, mengembangkan apa yang oleh psikolog disebut mentalitas "dunia nyata".Densensitisasi
Keterpaparan berulang terhadap media kekerasan mengakibatkan gairah kurang psikologis dengan adanya tindakan kekerasan, sebuah fenomena yang dikenal sebagai desensitisasi. Dalam satu percobaan, mahasiswa yang wat Film ched yang berisi aksi seksual yang kejam dipandang perkosaan kurang negatif terhadap kejahatan dibanding siswa yang menonton film netral. Penelitian lain yang dipublikasikan dalam "Psychological Science in Public Interest" edisi Desember 2003 mendukung teori desensitisasi ini, menambahkan bahwa anak-anak yang bahkan secara singkat menyaksikan program kekerasan kurang mendapat simpati terhadap korban tindak kekerasan dan sedikit kecemasan terhadap tindak kekerasan di dunia nyata. eksposur.